Rabu, 16 Juli 2008

MEMBANGUN PERTAHANAN NEGARA YANG MURAH MERIAH? (I)

Melihat judul seperti di atas memang sulit untuk memberikan jawaban yang memuaskan. Beberapa ide tentang pertahanan negara yang murah meriah memang pernah muncul dalam pemikiran beberapa orang yang konsen terhadap kondisi pertahanan negara kita. Di tengah seretnya anggaran negara (APBN) untuk mendukung perkuatan tentara dan alutsistanya, mendorong pemikiran-pemikiran baru sebagai inovasi menghadapi keterbatasan-keterbatasan yang kita miliki seiring dengan makin meningkatnya eskalasi ancaman dan perubahan lingkungan strategis di kawasan dan pengaruh globalisasi.
Persoalannya apakah mungkin membangun pertahanan negara yang murah melihat kondisi Indonesia saat ini. Pertama, adalah kenyataan yang sangat sulit mewujudkan ide tersebut karena semua negara bisa dipastikan mengukur kekuatan pertahanan negaranya berdasarkan seberapa besar dukungan anggaran negara yang bersangkutan buat pertahanan negara mereka. Semakin besar prosentase dukungan anggaran negara terhadap sektor pertahanan negara maka makin diseganilah negara tersebut. Besarnya dukungan anggaran negara bagi pertahanan negara menunjukkan kemamapanan perekonomian yang bersangkutan, derajat kesejahteraan dan tentu saja politik pertahanan negara.
Kedua, adanya kenyataan bahwa untuk membangun kekuatan pertahanan negara harus didukung oleh besarnya kekuatan personil militer dan alutsistanya daripada mantapnya doktrin pertahanan yang dikembangkan. Padahal konsekuensi memperbesar kekuatan personil militer dan alutsista adalah tersedianya anggaran yang besar. Ketiga, kedudukan sumber dana dan anggaran yang pasti dalam manajemen pertahanan yang secara dominan hanya mengandalkan kekuatan militer profesional memang sangat strategis dan tidak bisa diabaikan. Ini tentu sama pentingnya dengan kedudukan dan tersedianya dana yang mutlak untuk menjamin kelangsungan profesionalitas tentara.
Namun dalam kerangka pengembangan sistem pertahanan negara, persoalan pertahanan negara dengan biaya murah meriah tersebut masih dimungkinkan untuk terus diwacanakan sebagai pilihan di masa kini dan yang akan datang . Hal ini mengingat penggunaan dana tidak semata ditujukan untuk memperkuat sektor militer saja, namun semestinya untuk memantapkan proses internalisasi doktrin pertahanan. Jika doktrin pertahanan adalah rakyat semesta maka berarti seluruh kekuatan rakyat bersama potensi dan sumber dukungan lainnya juga harus mendapatkan perhatian yang luar biasa. Pertahanan negara akan sangat kuat bilamana didukung oleh seluruh rakyatnya.Kemudian pemahaman murah meriah harus ditempatkan orientasinya pada output yang ingin dicapai. Usaha mewujudkan output tersebut harus disertai pula dengan perubahan cara pandang dari bangunan pertahanan negara yang cenderung militeristik oriented menjadi citizen oriented atau bahkan people oriented.
Walau ide membentuk pertahanan negara yang murah meriah, memang bisa saja hanya merupakan lompatan pemikiran dan paradigmatik ketika resistensi terhadap gagasan pembentukan RUU wajib Militer, RUU Komponen Cadangan dan RUU Komponen Pendukung sebagai perwujudan sistem pertahanan rakyat semesta semakin besar dari sebagian masyarakat. Dan juga ketika pandangan pemisahan sipil militer masih menyisakan trauma sejarah yang belum sirna di masa dimana reformasi dikatakan masih dan sedang berjalan.
Argumentasi mendasar yang sering dilontarkan menyangkut pemahaman murah dan meriah, sehingga tidak diletakkan pada seberapa besar nilai rupiah yang harus dikeluarkan, melainkan dilihat dari nilai manfaat (utilitas)-nya. Ketika strategi pertahanan yang dipilih itu efektif dalam arti memiliki output yang nyata dalam kerangka diplomasi dan hubungan internasional, maka pengeluaran berapapun adalah dapat dibenarkan, dimaklumi dan dapat dikatakan efisien. Ketika kita mampu menggerakkan segala kekuatan dan potensi pertahanan sehingga disegani oleh negara-negara lain, sekalipun dengan biaya yang besar, maka dapat disebut pertahanan negara yang kita bentuk adalah efektif. Dan biaya yang dikeluarkan itu sebenarnya murah meriah dibandingkan dengan hasil yang mampu dicapai. Murah meriah juga dipahami dan diukur dari makin banyaknya bagian masyarakat atau warga negara yang terlibat dan berpartisipasi dalam menyokong wujud pertahanan negara yang disepakati dan diinginkan bersama. Murah meriah jika masyarakat secara sukarela mampu melibatkan diri dalam berbagai bentuk aksi nyata dalam pembelaan negara dan pertahanan negara. Demikian pula, murah meriah jika postur pertahanan negara yang diimpikan dapat terwujud tanpa harus mengurangi terlalu banyak anggaran negara.
Oleh sebab itu, sejumlah strategi dan kebijakan untuk mendukung pembentukan pertahanan negara yang murah meriah seperti yang diungkapkan di atas harus didukung oleh sejumlah skenario. Skenario mana tentu saja melibatkan tidak saja pemerintah dan DPR namun juga masyarakat.